Senin, 14 September 2015

Keindahan Negeri Lama Mamala Yang Terlupakan


Pendahuluan



Sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya kita berbangga dengan beragam kekayaan pariwisata Indonesia yang sangat mempesona dan indah yang membuat negara lain iri. Indonesia yang kaya akan berbagai destinasi wisata laut, gunung, kuliner, kebudayaan menjadikan Indonesia sebagai salah satu tujuan wisata favorit di dunia saat ini, dan salah satu destinasi wisata di indonesia yang wajib anda coba adalah yakni destinasi wisata gunung. Bagi anda pecinta wisata gunung dan gemar berpetualang menikmati pemandangan gunung yang eksotis dengan udara sejuk, Indonesia juga memiliki beberapa wisata gunung yang sayang untuk anda lewatkan.

Beberapa destinasi wisata gunung di Indonesia akan memberikan anda pengalaman istimewa dan mengasikkan dimana anda dapat berpetualang melintasi hutan dan berhiking ria untuk mencapai puncak serta menikmati pemandangan indah dibawah gunung yang akan membuat bulu kuduk anda merinding bahagia dengan kesuksesan anda meraih puncak dengan segala usaha dan jerih payah anda untuk kesana. Nah bagi anda pecinta alam dan penggemar wisata gunung, berikut beberapa Destinasi Wisata Gunung eksotis favorit di Indonesia yang sayang dilewatkan


Penjabaran kali ini sebenarnya merupakan penyempurnaan dari tulisan yang telah ada. Tujuannya adalah menjelaskan bahwa negeri Mamala yang ditempati sekarang sebenarnya adalah negeri yang baru, sekaligus membuktikan bahwa sejarah negeri Mamala bukan hanya dongeng semata, namun setelah direkeyasa dengan referensi yang memang nyata, maka dapat disimpulkan jika sejarah negeri Mamala adalah realita bukanlah hanya cerita fiktif. Setelah membaca Sejarah Tebentuknya negeri Mamala, Negeri Mamala Amalatu dan Istilah Teon Negeri, Selayang Pandang Sejarah Negeri Mamala, Latar Belakang Sejarah Negeri Mamala dan Negeri Morela, Pemahaman Sejarah Negeri Mamala dan Negeri Morela yang terlewatkan, Hubungan Negeri-Negeri Dalam Uli Sailesi Dengan Negeri Mamala dalam Filsafat Siwalima, maka banyak menimbulkan tanda tanya di manakah sebenarnya letak negeri lama Mamala itu? Penjabaran kali ini sekaligus upaya untuk memuaskan rasa keingintahuan di mana kiranya letak negeri Lama Mamala yang di maksud.

Keindahan Negeri Lama Mamala Yang Terlupakan

Bukan hanya karena hasil rempah-rempahnya maka Maluku di kenal dunia, sehingga akhirnya kita semua mengalami penjajahan dari bangsa-bangsa eropa secara bergantian seperti Portugis, Belanda, dan Inggris. Namun bukan hanya karena karena hasil rempah-rempahnya yang membuat mereka tertarik, tetapi juga dengan kekayaan dan keindahan alam sekitarnya baik laut darat.

Gbr. Sketsa Pulau Ambon periode tahun 1600-1630

Dahulu hal ini patut disyukuri mengingat komoditas rempah-rempah ini sempat menjadi lumbung emasnya orang Maluku pada abad-abad sebelumnya, namun berhubung sekarang telah banyak  dibudi dayakan di beberapa daerah lain di Indonesia, maka komoditi yang dulunya kita banggakan sekarang telah mengalami penurunan, seperti kita ketahui bersama bagaimana kondisi harga komoditas yang kita banggakan  akhir-akhir ini.

Gbr Sketsa Negeri Mamala periode tahun 1600-1630

Namun sebenarnya masih ada beberapa hal penting yang patut kita kembangkan, yaitu potensi pariwisata yang berhubungan dengan keindahan laut dan darat bahkan kebudayaan yang kita miliki bersama. Kalau sekarang mungkin sudah banyak yang rusak namun sebaiknya kita jaga dan di usahakan kembali untuk di lestarikan bersama.

Sumber: http://www.atlasofmutualheritage.nl/nl/Gezicht-Capha-Mamalo-expeditie-A.-Gijsels.6515

Khusus kepada orang Negeri Mamala pasti banyak yang tidak menyadari hal-hal yang terkait keindahan-keindahan alam yang di milikinya berhubung sejak kepindahannya ke daerah yang baru sekarang ini . Hal-hal apa saja yang menarik, tentunya harus dibuktikan tentunya. Gambar di atas adalah lukisan dari A.Gijsels yang melakukan ekspedisi pada rentang tahun 1631-1635.

Dalam bukunya Verbeek, Rogier Diederik Marius. (2013). pp. 16-7. Description Géologique de L'Île d'Ambon. London: Forgotten Books. (Original work published 1906), menyebutkan bahwa di Negeri Mamala yang Lama dan Pegunungan Salahutu terdapat obyek pariwisata yang indah. Cooley (1987) mengatakan bahwa, negeri lama adalah negeri pertama yang ditempati oleh  warga dan letaknya di pegunungan. Mari kita lestarikan keindahan tersebut. Sekaligus menjadikan monumen bersejarah bahwa  di situlah dahulu para leluhur orang Mamala pernah hidup di sana.

Dokumen yang Menerangkan Lokasi Negeri Lama Mamala

Penutup

Setelah menelusuri arti “sejarah” yang dikaitkan dengan arti kata “syajarah” dan dihubungkan dengan pula dengan kata “history”, bersumber dari kata “historia” (bahasa Yunani kuno) dapat disimpulkan bahwa arti kata sejarah sendiri sekarang ini mempunyai makna sebagai cerita, atau kejadian yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu. Sunnal dan Haas (1993: 278) menyebutnya; “history is a chronological study that interprets and gives meaning to events and applies systematic methods to discover the truth”. Carr (1982: 30). menyatakan, bahwa “history is a continous process of interaction between the historian and his facts, and unending dialogue between the present and the past”. Kemudian disusul oleh Depdiknas memberikan pengertian sejarah sebagai mata pelajaran yang menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia dari masa lampau hingga kini (Depdiknas, 2003: 1). Namun yang jelas kata kuncinya bahwa sejarah merupakan suatu penggambaran ataupun rekonstruksi peristiwa, kisah, maupun cerita, yang benar-benar telah terjadi pada masa lalu.

Bury (Teggart, 1960: 56.) secara tegas menyatakan “History is science; no less, and no more”. Sejarah itu adalah ilmu, tidak kurang dan tidak lebih. Pernyataan ini mungkin tidak bermaksud untuk memberikan penjelasan batasan tentang sesuatu konsep, melainkan hanya memberikan tingkat pengkategorian sesuatu ilmu atau bukan. Penjelasan tersebut jelas tidak memadai untuk untuk memperoleh sesuatu pengertian. Definisi yang cukup simple dan mudah dipahami diperoleh dari Carr (1982: 30). yang menyatakan, bahwa “history is a continous process of interaction between the historian and his facts, and unending dialogue between the present and the past”..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.